Kelompok 2
•
Disusun oleh:
•
Cahyaning Sekar Dewi
•
Dwi Ekarsi Wulandari
•
Fauzzia Umron
•
Ucu Susanti
(PEMBAHASAN)
KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Belajar merupakan kewajiban semua umat
manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin. Dengan belajar Kita dapat
mengetahui apapun yang ada di dunia ini dalam rangka kemajuan individu atau
universal. Dalam Pendidikan atau Belajar terdapat interaksi antara tantangan
(challenge) dari alam luar diri manusia dan balasan (response) dari daya dalam
diri manusia. Dalam belajar juga terjadi interaksi komunikasi antara manusia
dan berlangsungnya kesinambungan antar generasi
Istilah“Pendidikan Seumur Hidup”/”Life-Long
Education” (bukan“long life education”) adalah makna yang seharusnya
benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta komprehensif . Konsep pendidikan
seumur hidup sangat erat kaitannya dengan pemahaman waktu berlangsungnya
pendidikan. Dan dapat dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan
dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita.
Lahirnya konsep pendidikan seumur hidup
adalah bagian dari keprihatinan pada dunia pendidikan yang ada, karena masih
banyak masyarakat yang tidak bisa menikmati pendidikan pada dunia formal.
Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur
hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah
banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam
sebuah “ruang” yang bernama kelas. Paradigma belajar seperti ini sangat harus
segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi
belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.Belajar merupakan kewajiban
semua umat manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin. Dengan belajar Kita
dapat mengetahui apapun yang ada di dunia ini dalam rangka kemajuan individu
atau universal. Dalam Pendidikan atau Belajar terdapat interaksi antara
tantangan (challenge) dari alam luar diri manusia dan balasan (response) dari
daya dalam diri manusia.
Dalam belajar juga terjadi interaksi
komunikasi antara manusia dan berlangsungnya kesinambungan antar generasi
Istilah “Pendidikan Seumur Hidup”/”Life-Long Education” (bukan “long life
education”) adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara
jelas serta komprehensif. Konsep pendidikan seumur
hidup sangat erat kaitannya dengan pemahaman waktu berlangsungnya pendidikan.
Dan dapat dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam
penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita.
Empat kunci konsep pendidikan seumur hidup, antara lain :
a. Konsep pendidikan seumur
hidup itu sendiri.
Sebagaimana suatu konsep,
maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.Pendidikan
meliputi seluruh rentang usia dan ada basis institusi yang amat berbeda dengan
basis yang mendasari sekolah konsensional.
SebagaimanaRasalullah saw, bersabda:
اطلب العلم من المهد الى اللحد
“Tuntutlahilmudaribuaianhinggalianglahat”
b. Konsep belajar seumur hidup
Belajar seumur hidup adalah
respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan angan. Istilah
BELAJAR merupakan kegiatan yang dikelola dari proses belajar mengajar yang
terus menerus Belajar seumur hidup diartikan bahwa seseorang dapat belajar dan
berkewajiban mengajar agar ia dapat ilmu baru dari mengajarkan ilmunya. Ilmu
dapat diperoleh dari tidak hanya dari sekolah namun dari orang-orang yang
perpengalaman dibidang tertentu.SebagaimanaFirman Allah dalam, Surah al Alaq 1- 5:
“Bacalahdengan (menyebut) namaTuhanmu yang Menciptakan,
Diatelahmenciptakanmanusiadarisegumpaldarah, Bacalah, danTuhanmulah yang
Mahapemurah, yang mengajar (manusia) denganperantarankalam,
danDiamengajarkepadamanusiaapa yang tidakdiketahuinya”.
c. Konsep pelajar seumur hidup.
Belajar seumur hidup
diartikan bahwa orang- orang yang sadar tentang dirinya sebagai pelajar seumur
hidup, melihat belajar sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema.Pelajar
seumur hidup diartikan bahwa saat tiap nafas yang ia tarik dan hembuskan
padanya ada kewajiban pada peningkatan cara menghadapi dunia. Hal itu akan
diperoleh hanya dengan penambahan ilmu beserta pengalaman kehidupan.
وَفِي الأرْضِ قِطَعٌ
مُتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ
صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي
الأكُلِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
“Dan
di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebunanggur,
tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang,
disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu
atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”.
d. Kurikulum yang membantu
pendidikan seumur hidup.
Dalam konteks ini,kurikulum
didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup dan betul-betul telah
menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur
hidup.Kurikulum yangDemikianmerupakan kurikulum praktis untuk mencapai tujuan
pendidikan dan mengimplementasikan prinsip- prinsip pendidikan seumur hidup. Sebagaimana Allah berfirmandalam Surah
Arrahmanayat : 1-4:
الرَّحْمَنُ (1) عَلَّمَ الْقُرْآنَ (2)
خَلَقَ الْإِنْسَانَ (3) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (4)
Artinya :“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan Al
Qur'an, Dia menciptakan manusia,danMengajarnya pandai berbicara”.
Konsep pendidikan seumur hidup merubah
pandangan terhadap pola pendidikan secara fundamental. Pendidikan tidak lagi
berarti schooling melainkan jauh lebih luas, variatif dan lebih mendalam.
Pendidikan tidak berhenti dengan berakhirnya
masa pendidikan formal di sekolah, melainkan merupakan proses yang bersifat “on-going, self-creating,
continous and discontinous until death”.
Pandangan terhadap Pendidikan seperti itu
menjadi landasan yang kuat bagi konsepsi kita tentang pendidikan sosial.
A. TUJUAN PENDIDIKAN SEUMUR
HIDUP
Tujuan pendidikan seumur hidup adalah untuk mengembangkan
potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya,yakni seluruh
aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian secara potensial
keseluruhan potensi manusia di isi kebutuhannya supaya berkembang secara wajar.
Potensi-potensi itu tercakup dalam potensi jasmani dan rohani. Dengan mengingat
proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat
hidup dan dinamis,maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
Tujuan pendidikan menurut UU No 4 tahun 1950 adalah
pendidikan dan pengajaran bisa membentuk manusia yang susila,cakap dan warga
negara yang demokratis,serta tanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat
dan tanah air.
B. DASAR PEMIKIRAN PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP
Dasar pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas
keyakinan bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup,baik
di dalam maupun di luar sekolah. (Hasbullah, Dasar-Dasar Pendidikan,(Jakarta: Raja Grafindo
persada), hal.63-64 )
Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa
pendidikan seumur hidup sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari
beberapa segi, antara lain :
· Dasar Ideologi
Konsep pendidikan seumur hidupbagi umat Islam sudah ada, jauh sebelum
orang-orang barat mengangkatnya. Islam sudah mengenal
pendidikan seumur hidup, sebagai mana dinyatakan oleh hadits Nabi SAW yang
berbunyi :
اطلب العلم من المهد الى اللحد
Artinya: Tuntutlah ilmu dari
buaian sampai meninggal dunia.
Semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak yang sama,
khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta
keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan memungkinkan seseorang
mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
Bagi umat Islam nilai religi merupakan dasar utama dalam
mendidik anak-anak. Dengan menanamkan nilai agama akan membantu
terbentuknya sikap dan karakter yang positif hingga masa dewasa. Menuntut
ilmu adalah wajib bagi seluruh umat islam, tiada batasan dan berlangsung
seumur hidup.
· Dasar Yuridis
Di Indonesia konsepsi pendidikan seumur hidup mulai
disosialisasikan kepada masyarakat melalui kebijakan Negara yaitu:
Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No.IV/ MPR / 1978
Tentang GBHN yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional, antara lain
:
1. Pembangunan nasional
dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang )
2. Pendidikan berlangsung
seumur hidup dan dilaksanakan didalam keluarga (rumah tangga ), sekolah dan
masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN bagian pendidikan ).
Didalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan
tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1) yang
berbunyi:
"Jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya".
Selain kedua dasar pemikiran tersebut, konsep
pendidikan seumur hidup dapat di lihat dari segi :
· Ekonomis
Cara
yang paling efektif untuk keluar dari lingkungan kebodohan yang menyebabkan
kemelaratan ialah melalui pendidikan.
· Sosiologis
Para
orang tua dinegara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan
sekolah bagi anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka sering kurang
mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau tidak bersekolah sama
sekali. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup bagi orang tua menjadi jalan keluar
· Politis
Pendidikan
kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang karena pada negara
demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak milik,dan memahami
fungsi pemerintah, DPR,MPR dan lain-lain.
· Teknologis
Dunia
dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Para sarjana,teknisi dan
pemimpin negara berkembang perlu memperbarui pengetahuan dan keterampilan
mereka.
· Psikologis dan Pedagogi
Perkembangan
IPTEK yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap konsep tehnik dan metode
pendidikan. Akibatnya,tidak mungkin lagi mengejarkan ilmu seluruhnya kepada
peserta didik. Karena itu,tugas pendidikan sekolah yang utama ialah yang
mengajarkan bagaiman cara belajar,menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak
untuk belajar terus menerus sepanjang hidupnya,memberikan keterampilan kepada
peserta didik untuk secara tepat,dan mengembangkan daya adaptasi yang besar
dalam diri peserta didik.
C. SASARAN PENDIDIKAN SEUMUR
HIDUP
Pada umumnya pendidikan seumur hidup di arahkan pada
orang dewasa dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan
ketrampilan mereka yang sangat di butuhkan di dalam hidup,
a. Pendidikan Seumur Hidup bagi Orang Dewasa
Sebagai generasi penerus,para pemuda ataupun dewasa
membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam rangka pemenuhan sifat “Self
Interest” yang merupakan tuntunan hidup sepanjang masa. Diantaranya adalah
kebutuhan akan baca tulis bagi mereka pada umumnya dan latihan keterampilan
bagi pekerja. Ini berarti tidak ada istilah terlambat atau terlalu
dini untuk belajar dan tidak ada konsep bahwa terlalu tua untuk
menuntut ilmu. Besar bagi pembangunan pada masa dewasa. Dan pada gilirannya
masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.
Belajar atau mendidik diri sendiri adalah proses alamiah
sebagai bagian integral atau merupakan totalitas kehidupan. Jadi,manusia
belajar atau mendidik ini,bukanlah sebagai persiapan(bekal) bagi kehidupan(yang
akan datang dalam masyarakat),melainkan pendidikan adalah kehidupan itu
sendiri. Prinsip pendidikan demikian,memberikan makna bahwa pendidikan adalah
tanggung jawab manusia sebagai subyek atas dirinya sendiri. Lebih-lebih yang
sudah dewasa supaya meningkat terus menerus yakni mandiri secara sosial
,ekonomis,psikologis dan etis,sifat dan derajat inilah yang di maksud dengan
kedewasaan atau kematangan.
b. Pendidikan Seumur Hidup
bagi Anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak,merupakan sisi lain
yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi
“tempat awal” bagi orang dewasa artinya dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang.
Pengetahuan dan kemampuan anak,memberi peluang yang besar
bagi pembangunan pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya
menanggung beban hidup yang lebih ringan.Proses pendidikannya menekankan pada
metodologi yang mengajar oleh karena pada dasarnya pada diri anak harus
tertanam kunci belajar,motivasi belajar dan kepribadian belajar yang kuat.
Di sekolah-sekolah di ajarkan segala sesuatu kepada anak
yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat,sebagai anggota masyarakat dan
warga negara. Anak harus di didik untuk menjadi orang yang dapat menurut
pimpinan dan dapat memberikan atau menjadi seorang yang ahli dalam suatu
teknik,perindustrian,dan lain-lain.
Sebaiknya pendidikan hendaklah
mempersiapkan anak untuk hidup di dalam masyarakat. Teranglah bahwa ia lebih
mengutamakan masyarakatnya dari pada anak itu sendiri sebagai individu.
Tentu pandangan ini pun berat sebelah. Kemungkinan akan
menimbulkan bahaya kolektivitisme,yaitu suatu pendapat yang tidak
menghargaipenentuan diri sendiri atas tanggung jawab sendiripada seseorang yang
berarti pula individualitas di kesampingkan.Pendidikan itu harus dapat maju
bersama-sama. Pendidikan individual jangan di abaikan. Jadi, pendidikan harus
berdasarkan kepada pribadi,kepada individualitas anak pendidikan kemasyarakatan
pun harus di tanam dengan baik pada anak-anak sebab manusia itu tidak hidup
sendiri di dunia ini.Tetapi juga sebagai anggota masyarakat yang terikat oleh
adanya larangan-larangan,peraturan-peraturan,undang-undang dan sebagainya.
Oleh karena itu,tugas pendidikan jalur sekolah yang utama
sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar,menanamkan motivasi yang kuat
dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya,memberikan skill kepada
anak didik secara efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang
cenderung berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah,perlu diciptakan suatu
kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau Life Long
Education.
Demikian keadaan pendidikan seumur hidup yang dilihat
dari berbagai aspek dan pandangan. Sebagai pokok dalam pendidikan seumur hidup
adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik,terorganisir
untuk belajar disetiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Semua itu adalah
tujuan untuk menyembuhkan kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh
skill yang baru, untuk meningkatkan keahlian mereka dalam upaya pengertian
tentang dunia yang mereka tempati, untuk mengembangkan kepribadian dan
tujuan-tujuan lainnya.
D. ISTILAH PENDIDIKAN SEUMUR
HIDUP
Konsep pendidikan seumur hidup kerap kali
ditunjukkan dengan istilah-istilah lain yang didalamnya memuat isi yang sama
ada pula yang isinya tidak tepat. Beberapa istilah tersebut adalah :
1. Adult Education : Menunjuk suatu
bentuk program pendidikan dan mencerminkan pandangan bahwa pendidikan
bersifat terminal.
Menunjuk program pendidikan bagi orang dewasa yang
bersifat remedial.
2. Out-of-school education : Menunjuk suatu bentuk
program pendidikan di luar system pendidikan formal sekolah yang coraknya
vokasional dan diperuntukkan bagi para pemuda.
3. Continuing education, Education permente dan
Further education : Menunjukkan kenyataan bahwa proses
pendidikan berlangsung terus hingga manusia meninggal dunia.
4. Recurrent education : Digunakan sebagai
pelengkap dari istilah continuing education untuk menunjukkan program-program
pendidikan yang pada hakekatnya bersifat vokasional dan yang secara formal
accredited.
E. CIRI-CIRI PENDIDIKAN SEUMUR
HIDUP
Prof. Dr. Umar Tirtarahadja dalam bukunya Pengantar
Pendidikan (2005) menuliskan tentang empat
ciri-ciri pendidikan seumur hidup, yakni:
1. Membuka tembok
pemisah antara pendidikan sekolah dengan lingkungan nyata luar sekolah.
2. Pendidikan seumur hidup
menempatkan belajar bagian integral dari proses hidup.
3. Pendidikan seumur hidup
lebih mengutamakan pembekalan hidup dan metode dari pada isi pendidikan.
4. Pendidikan seumur hidup
menempatkan peserta didik sebagai individu yang menjadi pelaku utama di dalam
proses pendidikan yang menyuruh pada pendidikan diri sendiri, atau memiliki
kepribadian yang aktif kreatif, tekun, bebas dan bertanggung jawab, tabah, dan
tahan banting serta yang sejalan dengan penciptaan masyarakat gemar membaca (learning
society)
Pendidikan seumur hidup menegaskan dan
menekankan bahwa tiap individu adalah objek dan sekaligus subjek pendidikan.
· Sebagai Objek karena ia merupakan orang
yang dikenai pengaruh oleh lingkungan dalam pandangan pendidikan, oleh
karenanya hendaklah ia selalu waspada untuk memanfaatkan setiap informasi
pengalaman positif dari tempat lingkungannya hidup.
· Sebagai Subjek karena ia dituntut untuk
mengubah lingkungan menjadi lebih baik dan berkualitas sesuai dengan tuntutan
ilmu secara adil dan ideal.
Sejak seseorang sudah akil baligh, ada beban
dosa yang akan ia tanggung manakala ia belum berkompeten atau berkemampuan pada
profesi yang ia geluti. Sebab pada hakekatnya manusia sudah ditakdirkan
memiliki peran tertentu. Ketika itu sudah berlaku pada diri seseorang, ia
dituntut untuk profesional sesuai dengan peran yang ia geluti. Karena Muhammad
bin Abdullah ditakdirkan sebagai Nabi dan Rasul, dan ia sangat profesional
dalam bidangnya.
F. BENTUK – BENTUK PENDIDIKAN
Keluarga, masyarakat dan pemerintah
senantiasa dituntut untuk membuat dan mengarahkan tiap individu untuk
dapat memanfaatkan berbagai fasilitas yang sudah ada guna mengembangkan dirinya
ke arah personal yang aktif, dinamis, dan terampil sesuai dengan bidang
profesinya.
Bentuk-bentuk pendidikan menurut Philip H. Coombs ada
tiga golongan, yaitu :
1. Pendidikan Formal terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan ini
mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik profesi, vokasi, keagamaan dan
khusus. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang teratur, bertingkat, dan
mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.
2. Pendidikan Informal merupakan pendidikan yang
diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar,
sejak lahir sampai mati, dalam keluarga,pekerjaan atau pergaulan sehari-hari.
Pendidikan informal yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Pendidikan keluarga
termasuk jalur pendidikan luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa melalui pengalaman seumur hidup. Pendidikan keluarga
memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai moral dan
aturan-aturan pergaulan serta pandangan, ketrampilan dan sikap hidup yang
mendukung kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota
keluarganya yang bersangkutan. peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan
kemampuan dirinya dengan belajar pada setiap saat dalam perjalanan hidupnya
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing. "setiap warga Negara
berkesempatan seluas-luasnya untuk menjadi peserta didik melalui pendidikan
sekolah ataupun luar sekolah dengan demikian, setiap warga Negara diharapkan
dapat belajar pada tahap-tahap mana saja dari kehidupanya dalam mengembangkan
dirinya sebagai manusia Indonesia ".
Dasar dari pendidikan
seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan, bahwa proses pendidikan berlangsung
selama manusia hidup, baik dalam maupun diluar sekolah.
3. Pendidikan Non-formal merupakan pendidikan yang
teratur dan dengan sadar dilakukan namun tidak terlalu mengikuti
peraturan-peraturan yang tetap dan ketat. Pendidikan nonformal diselenggarakan
bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung
pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal
berfungsi mengembalikan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap kepribadian
hidup. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan
kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan peserta
didik.
Dari ketiga bentuk pendidikan tersebut,
pendidikan formal yang paling tertua dan paling penting peranannya. Melalui
proses imitasi,identifikasi, dan sugesti, anak didik mempelajari
pengetahuan,keterampilan dan mencontoh sikap orang dewasa dalam kehidupan
sehari-hari. anak didik mempelajari way of life masyarakatnya melalui proses
learning by doing.
Oleh karena pengetahuan, pengalaman,
peradaban manusia berkembang secara kumulatif, maka jarak antara pengalaman
orang dewasa dan pengalaman anak makin lama makin lebar. Untuk menjembatani
lahirlah lembaga sosial yaitu sekolah. Namun, bentuk pendidikan ini tidak
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat hanya.
Pendidikan formal di sekolah seakan-akan
mengasingkan anak didik dari konteks sosial masyarakatnya. Pendidikan formal
sekolah menjadi terasing dari kehidupan masyarakat sekelilingnya, ada jurang
pemisah antara sekolah dengan masyarakat.
Sejak pertengahan abad XX terjadi perkembangan dan
perubahan dalam peradaban manusia yaitu :
Pertama :berakhirnya PD II muncul
gerakan melawan kemiskinan.
Kedua
:pertengahan
abad XX terjadi revolusi ilmu dan teknologi.
Kedua fenomena tersebut, mempunyai dorongan
dan kebutuhan akan pendidikan, ledakan penduduk, dan perubahan sosial yang
pesat menyebabkan pendidikan formal yang ada tidak mampu lagi menampung. Untuk
mengatasi masalah itu para ahli pendidikan mengembangkan konsep pendidikan
non-formal. Maka, konsep pendidikan
non-formal sama dengan apa yang kita maksud
dengan pendidikan sosial.
G. IMPLIKASI KONSEP PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP PADA PROGRAM- PROGRAM PENDIDIKAN
Implikasi disini diartikan sebagai akibat
langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan. Maksudnya adalah sesuatu yang
merupakan tindak lanjut atau follow up suatu kebijakkan atau keputusan tentang
pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Implikasi konsep pendidikan seumur hidup
pada program- program pendidikan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ananda W.
P. George dalam bukunya Toward Better Educational Management, dapat
dikelompokkan dalam kategori berikut:
1. Pendidikan Baca Tulis
Fungsional
Realisasi baca tulis fungsional, minimal
memuat dua hal, yaitu:
· Memberikan
kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik.
· Menyediakan
bahan-bahan bacaan yang yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut
kecakapan telah dimilikinya.
2. Pendidikan Vokasional
Pendidikan vokasional adalah
sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar batas usia sekolah,
ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program pendidikan
yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang
produktif menjadi sangat penting.
3. Pendidikan Profesional
Sebagai realisasi pendidikan
seumur hidup,dalam kiat-kiat profesi telah tercipta Built in Mechanism yang
memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan
perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi dan sikap
profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh,
berlaku pula bagi professional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.
4. Pendidikan ke Arah
Perubahan dan Pembangunan
Diakui bahwa diera
globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK,
telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dengan cara masak
yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar.
Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut pendidikan yang berlangsung
secara kontinue (lifelong education).Pendidikan bagi anggota masyarakat dari
berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan
pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari azas pendidikan seumur
hidup.
5. Pendidikan Kewarganegaraan
dan Kedewasaan Politik
Disamping tuntutan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam kondisi sekarang
dimana pola pikir masyarakat.Yang semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa,
maupun pemimpin pemerintahan di Negara yang demokratis, diperlukan pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara.Pendidikan
seumur hidup yang bersifat kontinue dalam koteks ini merupakan konsekuensinya.
6. Pendidikan Kultural dan
Pengisian Waktu Senggang
Bagaimanapun bagi
orang-orang terpelajar diharapkan mampu memahami dan menghargai nilai-nilai
agama, sejarah, kesusastraan, filsafat hidup, seni, dan musik bangsanya
sendiri.Pengetahuan tersebut dapat memperkaya hidupnya, terutama segi
pengalaman yang mengingingkannya untuk mengisi waktu senggangnya dengan
menyenangkan. Oleh karena itu, pendidikan cultural dan pengisian waktu senggang
secara konstruktif akan merupakan bagian penting dari long life education.
Sementara itu implikasi
konsep life long education ini pada sasaran pendidikan juga, diklasifikasikan
dalam enam kategori yang meliputi:
· Para buruh
dan petani
· Golongan
remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya
· Para
pekerja yang berketerampilan
· Golongan
teknisi dan professional
· Para
pemimpin dalam masyarakat
· Golongan
masyarakat yang sudah tua
Hal yang dikemukakan di atas
hanyalah sebagian kecil dari implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada
program-program dan sasaran pendidikan, sebab bagaimanapun dalam kondisi
sekarang adanya kebutuhan dan tekanan baru justru lebih kompleks.Gelombang
perubahan politik, social, dan ilmu pengetahuan merambah hamper semua aspek
kehidupan masyarakat. Pendidikan seumur hidup menekankan kerja sama antara keluarga
dan sekolah dalam menciptakan pengalaman hidup menerima individualitas
kebudayaan keluarga dan menempatkannya sebagai salah satu agen pendidikan dalam
masyarakat.
Begitu juga berdasarkan
uraian tersebut di atas, maka penerapan cara berpikir menurut asas pendidikan
seumur hidup itu akan mengubah pandangan kita tentang status dan fungsi
sekolah, di mana tugas utama pendidikan sekolah adalah mengajar anak didik
tentang cara belajar, peranan guru terutama adalah sebagai motivator,
stimulator dan petunjuk jalan anak didik dalam hal belajar, sekolah dalam pusat
kegiatan belajar (learning cenntre) bagi masyarakat sekitarnya. Dengan
demikian, dalam pandangan mengenai pendidikan seumur hidup, semua orang secara
potensial merupakan anak didik.
BAB III
(PENUTUP)
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah proses pembentukan manusia
seutuhnya mencakup kemampuan mental, fikir dan kepribadian atau berwatak
bangsa. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan
yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan seumur hidup
berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan
formal, proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang
terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya.
Dari pembahasan Konsep Pendidikan Seumur
Hidup, Dasar Pemikiran Dan Implikasi dapat kami simpulkan sebagai berikut
:
1. Tujuan pendidikan seumur
hidup adalah mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan
hakekatnya. Proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat
hidup dan dinamis.
2. Konsep pendidikan seumur
hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus
menerus dari bayi sampai meninggal dunia.
3. Dasar pemikiran konsep
pendidikan seumur hidup dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu tinjauan
ideologis, yuridis, ekonomis, sosiologis, politis, teknologis, psikologis dan
pedagogis.
4. Bentuk-bentuk pendidikan
seumur hidup: pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non-
formal
5. Implikasi bidang pendidikan
meliputi : implikasi program pendidikan yang terdiri dari pendidikan baca
tulis, pendidikan kejuruan, pendidikan profesional, pendidikan ke arah
perubahan dan pengembangan, pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik,
perubahan kultural dan pengisian waktu luang; implikasi pada sasaran pendidikan
yang meliputi para petani, remaja putus sekolah, pekerja terampil, para teknisi
dan golongan profesional, para pemimpin masyarakat dan para anggota masyarakat
yang sudah tua.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbulloh, Dasar-dasar ilmu pendidikan,
Rajawali pers Jakarta, 2001
Mudya Rahardjo, Redja. Pengantar pendidikan,
Rajawali pers Jakarta, 2001
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Citra
Umbara Bandung, 2003
Prof. Dr. Umar Tirtarahadja dalam bukunya Pengantar
Pendidikan (2005)
M. Ngalim purwanto,ilmu pendidikan teoretis
dan praktisBandung: Remaja Rosdakarya,2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar